MEMBANGKITKAN JIWA BERKORBAN UNTUK KEMENANGAN HAKIKI

25 11 2012

kemenangan hakiki
Beberapa minggu lagi kita akan menyambut dan merayakan Idul Adha, ingatan kita pasti melayang pada kisah Nabi Ibrahim as. yang Allah SWT perintahkan untuk menyembelih putra kesayangannya, Nabi Ismail as. Kisah ini telah begitu lekat di dalam benak kita serta selalu menjadi pelajaran yang sangat berharga bagi orang-orang yang beriman dan berserah diri. Allah SWT telah mengabadikan kisah kedua kekasih-Nya ini dalam al-Quran surah ash-Shaffat : 101-102 yang artinya “Kami lalu memberikan kabar gembira kepada Ibrahim dengan (kelahiran) seorang anak yang amat sabar. Tatkala anak itu sampai pada umur sanggup bekerja dengan Ibrahim, Ibrahim berkata, “Anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Karena itu, pikirkanlah apa pendapatmu!” Ismail menjawab,”Ayah, lakukanlah apa pun yang Allah perintahkan kepada engkau, insya Allah engkau akan mendapati diriku termasuk orang-orang yang sabar”.
Kisah ini setidaknya menggambarkan dua hal: ketaatan dan pengorbanan. Pertama: terkait ketaatan, kisah ini tegas mengajari kita agar kita selalu menaati semua perintah Allah SWT, meskipun untuk itu kita mesti mengorbankan sesuatu yang paling kita cintai, sebagaimana yang ditunjukkan Ibrahim as. dan Ismail as. Kita wajib menaati semua ketetapan Allah dan Rasul-Nya. Kita pun wajib melaksanakan semua hukum Allah dengan hati tunduk dan pasrah. Sebaliknya, kita wajib menolak semua keyakinan/ideologi dan hukum yang bertentangan dengan akidah dan syariah Islam seperti sosialisme, komunisme, sekularisme, liberalisme, pluralism, demokrasi dll.
Kedua: lebih dari sekedar taat, kisah Ibrahim as. dan Ismail as. juga telah mengajari kita untuk mengorbankan apa saja yang kita miliki dan cintai sebagai bukti kepasrahan kita kepada Allah SWT. Apalagi Allah SWT telah menyuruh kita untuk menempatkan cinta kita kepada Allah dan Rasul-Nya di atas kecintaan kita kepada yang lain, bahkan di atas kecintaan kita kepada diri kita sendiri.
Saying, kisah ketaatan dan pengorbanan Nabiyullah Ibrahim as. dan Ismaial as. ini sekedar dibaca, namun belum dijadikan ibroh oleh sebagian umat Islam. memang tiap tahun mereka merayakan Idul Adha serta mengenang kisah ketaatan dan pengorbanan dua hamba Allah ini. Namun, kisah kedua kekasih Allah ini belum menyalakan keimanan dan ketundukan mereka secara total pada syariah Islam. mereka justru tetap berhukum pada aturan-aturan sekuler yang kufur seraya meminggirkan hukum-hukum Allah SWT dari kehidupan mereka. Bahkan sebagian mereka, khususnya para penguasa mereka, berusaha dengan keras menolak dan memusuhi syariah Islam. jika demikian, dimana mereka meletakkan kisah ketaatan dan pengorbanan Ibrahim as. dan Ismail as.?
Tidak hanya itu, ada pula sekelomok orang yang mengaku dirinya pengusung gagasan liberal (kebebasan), yang dengan terang-terangan dan tanpa malu berusaha dengan keras menjajakan pemikiran dan gagasan kufur yang ditunjukkan untuk menghancurkan Islam dan kaum Muslim. Dengan dalih demokrasi, HAM dan liberalism, mereka berupaya menundukkan al-Quran dan as-Sunnah di bawah kepentingan-kepentingan jahat mereka. Sesungguhnya seluruh pemikiran dan gagasan liberal tidak berasal dari sudut pandang Islam, tetapi berasal dari HAM, demokrasi dan liberalisme. Namun, agar ide-ide sesat mereka diterima dan disambut oleh kaum Muslim, mereka membungkusnya dengan label pemikiran Islam.
Di sisi lain, para penguasa di negeri-negeri Islam, termasuk negeri ini, malah menjadi penjaga setia sistem kufur. Mereka bahkan memaksa kaum Muslim untuk tunduk dan patuh pada hukum-hukum kufur itu. Bahkan dengan dalih menjaga konstitusi negara, mereka terus menghalang-halangi setiap usaha yang ditunjukkan untuk menerapkan syariah Islam secara total di negeri-negeri kaum Muslim. Sebaliknya, mereka bahkan terus memproduksi UU yang berlawanan dengan akidah syariah Allah SWT. Lahirlah di negeri ini UU KDRT, UU Migas, UU SDA Air, UU Penanaman Modal, UU Energi, UU Minerba, UU Pendidikan, UU Kesehatan, dan sebagainya, yang jelas-jelas merugikan rakyat dan kaum Muslim. Padahal sebagian besar penguasa maupun anggota perwakilan rakyat adalah kaum Muslim.
Penerapan sistem kufur ini telah berdampak luas bagi masyarakat dan kaum Muslim. Kesyirkan dan kemaksiatan marak di tengah-tengah masyarakat. Perzinaan, pembunuhan, pemakaian narkoba, mabuk-mabukkan, pencurian dan korupsi semakin merajalela. Kemaksiatan semacam perzinaan dan perselingkuhan malah disebarluaskan tanpa ada rasa malu lagi. Seks bebas bahkan difasilitasi dengan ATM kondom agar aman dari penyakit AIDS.
Sesungguhnya, kita yakin seyakin-yakinnya, bahwa satu-satunya solusi untuk menyelesaikan berbagai persoalan kaum Muslim seperti terpapar di atas adalah dengan menerapkan syariah Islam secara kaffah dalam wilayah individu, masyarakat, dan negara. Sebaliknya, tatkala hukum-hukum kufur diterapkan di tengah-tengah masyarakat, kita akan terus bergelimang dalam kemaksiatan, kemunduran dan keterbelakangan. Oleh karena itu, sebagai wujud ketaatan kita kepada Allah SWT dan Rasul-Nya, kita harus berjuang untuk menegakkan kembali syariah Islam dalam institusi Khilafah Islamiyah. Sungguh hanya dengan cara ini saja umat Islam bisa terbebas dari persoalan hidup mereka, dan hanya dengan cara ini pula umat manusia bisa keluar dari krisis multidimensional yang mendera kehidupan mereka.
Untuk itu, kita tidak boleh berdiam diri terhadap sistem dan aturan kufur yang diterapkan di tengah-tengah kita. Kita wajib berjuang menegakkan kembali syariah Islam dan Khilafah Islam. kita wajib memberikan andil dan kontribusi bagi perjuangan menegakkan kembali syariah dan Khilafah ini. Sebaliknya kita haram menolak dan memusuhi seruan untuk kembali pada syariah dan Khilafah. Kita juga wajib memberikan kontribusi, baik harta, tenaga, maupun pikiran demi tegaknya syariah Islam dan sistem pemerintahan Islam yang agung ini.
Akhirnya, Idul Adha dan kisah Nabiyullah Ibrahim as. dan Ismail as. ini harus kita jadikan inspirasi dan motivasi bagi kita semua untuk selalu menaati perintah Allah dan Rasul-Nya sekaligus untuk senantiasa berkorban dalam perjuangan menerapkan syariah Islam secara kaffah melalui penegakkan Khilafah Islamiyah, inilah kemenangan hakiki yang akan kita raih.

MARDIKAYAH
Mahasiswi FKIP Kimia Unlam Banjarmasin


Aksi

Information

Tinggalkan komentar